Berita Trending

Pengaruh Peran Guru Bimbingan dan Konseling Terhadap Prestasi Peserta Didik di Kelas


Peranan guru bimbingan dan konseling memberikan dampak terhadap motivasi dan prestasi belajar peserta didik di kelasnya. Peranan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling (BK) ialah memberikan layanan dasar berupa bimbingan akademik (belajar), pemberian informasi yang menunjang terhadap perkembangan atau optimalisasi belajar peserta didik, serta adanya upaya preventif dengan pemberian bantuan dengan bimbingan individual, bimbingan kelompok dan bimbingan klasikal. Adapun ketika ditemukan peserta didik yang betul-betul sudah mengalami masalah dengan prestasi dan motivasi belajarnya, seperti; stress akademik, self-esteem yang rendah, adanya proksinasi, kejenuhan (burn out) pelajaran, dll maka upaya kuratifnya ialah dengan memberikan layanan konseling, baik secara individual, kelompok maupun klasikal.

Peran guru bimbingan dan konseling (BK) dalam upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (faktor internal menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual), memiliki korelasi terhadap kenaikan motivasi dan prestasi belajar peserta didik. Peserta didik sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. 

Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan peserta didik tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut.

Perkembangan peserta didik tidak lepas dari pengaruh lingkungan (faktor eksternal), baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat, termasuk peserta didik yang merupakan individu dalam kelompok masyarakat tersebut. 

Bimbingan dan Konseling (BK) menggunakan paradigma perkembangan individu, yang menekankan pada upaya pengembangan potensi-potensi positif individu. Semua peserta didik berhak mendapatkan layanan bimbingan dan konseling agar potensinya berkembang dan teraktualisasi secara positif. Paradigma tersebut juga mewarnai proses penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di sekolah pada semua fungsi bimbingan dan konseling yaitu fungsi pemahaman, fasilitasi, penyesuaian, penyaluran, adaptasi, pencegahan, perbaikan, advokasi, pengembangan, dan pemeliharaan.
Dari data yang dihimpun, kita bisa mengkategorisasikan peran guru bimbingan dan konseling dalam upaya meningkatkan prestasi belajar peserta didik (dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternalnya); 

  1. Menyentuh kesadaran untuk berprestasi pada peserta didik. Tidak semua peserta didik di sekolah dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik dan lancar. Ada beberapa peserta didik yang sulit memahami materi pelajaran dengan cepat dan membutuhkan perhatian lebih dari guru. Dalam hal ini, guru BK mempunyai peran untuk memberikan konseling kepada peserta didik yang mengalami kesulitan atau masalah dalam belajar dan memberi solusi yang tepat. Melakukan konseling pada peserta didik yang mempunyai kesulitan atau masalah dalam kegiatan belajar dapat meningkatkan prestasi belajar mereka
  2. Menghantarkan peserta didik untuk bisa memecahkan masalahnya. Peran guru BK terhadap perkembangan peserta didik selanjutnya yaitu untuk membantu peserta didik memecahkan masalah yang mereka hadapi. Permasalahan yang menimpa peserta didik bukan hanya soal prestasi akademis dan kegiatan belajarnya saja, tetapi masalah lain seperti hubungan sosial mereka di sekolah dan faktor ekskternal lainnya. Ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan dalam membangun hubungan atau interaksi sosial dengan yang lainnya. Hal tersebut berdampak pada perkembangan peserta didik di sekolah, sehingga guru BK memiliki peran untuk memberi bimbingan konseling pada mereka.
  3. Mengetahui dan mengembangkan kemampuan peserta didik. Sebagai guru BK, kita memiliki wewenang untuk memberi berbagai macam tes pada peserta didik guna mengetahui kemampuan yang mereka miliki. Tes tersebut berupa tes IQ, tes minat bakat dan tes kepribadian peserta didik. Melalui tes tersebut semua aspek yang ada dalam diri peserta didik bisa dilihat dan diketahui dan oleh Kita, sehingga memudahkan Kita untuk memberi bimbingan dan konseling yang berguna bagi perkembangannya.
  4. Menjadi Mediator. Guru BK memiliki peran sebagai mediator antara pihak sekolah dengan orangtua peserta didik, khususnya ketika peserta didik tersebut mengalami masalah di sekolah. Karena orangtua peserta didik juga harus mengetahui perilaku dan sikap anaknya di sekolah. Sekolah memiliki tanggung jawab untuk mendidik seluruh peserta didik dan siswi di dalamnya, namun ada beberapa masalah yang perlu dilaporkan kepada orangtua peserta didik. Dalam hal ini, guru BK bisa membuat pertemuan dengan orangtua peserta didik. Kita bisa mendiskusikan serta meminta bantuan orangtua peserta didik untuk mengatasi permasalahan anaknya.
  5. Menjadi motivator yang baik bagi peserta didik. Guru BK juga memiliki peran sebagai motivator belajar bagi peserta didik. Melalui motivasi belajar yang diberikan guru pada peserta didik dapat meningkatkan semangat dan giat belajar mereka. Kita juga bisa memberitahu mereka bahwa belajar sangat penting untuk menggapai cita-cita dan masa depan yang cemerlang. Oleh sebab itu, guru BK dilatih untuk selalu kreatif dalam memotivasi peserta didik.
  6. Membantu peserta didik dalam merekontruksi self yang memiliki motivasi belajar yang baik, atau apapun yang menjadi kebutuhan peserta didik tersebut dalam mengembangkan dirinya ketika belajar di kelas
  7. Membantu peserta didik untuk melihat sudut pandang lain tentang diri dan kemampuannya (pemaknaan yang positif tentang dirinya yang mampu dan bisa berprestasi seperti temannya)
  8. Membantu peserta didik agar bisa mengaktualisasikan dirinya di kelas
  9. Membantu peserta didik agar memiliki sikap realistis saat menghadapi masalah akademik (seperti banyaknya tugas, kejenuhan, dorongan proksinasi, dll)
  10. Membantu peserta didik agar memiliki optimisme yang baik dalam dirinya dalam mengembangkan diri di sekolah dan menguasai pelajaran di kelasnya.


Dalam pelaksanaannya, guru bimbingan dan konseling tak akan serta merta mendapatkan hasil yang instan mengenai perubahan baik peserta didiknya terutama dalam aspek prestasi belajarnya. Dibutuhkan waktu untuk memberikan perlakuan (treatment) sehingga respon yang diharapkan, betul-betul bisa terwujud. Treatment ini akan sangat efektif manakala kita sudah berhasil mengidentifikasi masalah peserta didik yang menjadi kendala motivasi belajar dan berprestasinya, kemudian mendiagnosa apa saja faktor penyebabnya, dan selanjutnya merencanakan strategi penanganan yang tepat untuk peserta didik tersebut (prognosis).  

Setelah melakukan treatment (upaya perlakuan untuk membantu meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik) maka peran guru bimbingan dan konseling ialah memberi tindak lanjut dan evaluasi. Jika ada korelasi dan berdampak baik, maka treatment bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya. Apabila dinilai sebaliknya, treatment tak menunjukan perubahan sama sekali atau dikatakan tak efektif, maka guru bimbingan dan konseling (BK) sebaiknya mengganti strategi treatment-nya. *


***
Penulis: Taufik Ginanjar

Type and hit Enter to search

Close