Oleh: Ariyandi (Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia telah memainkan peran penting dalam pengembangan masyarakat, termasuk di Garut, Jawa Barat. Artikel ini membahas kontribusi NU di Garut dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan budaya. Dengan basis pesantren yang kuat, NU tidak hanya berfungsi sebagai penyebar ajaran Islam Aswaja, tetapi juga menjadi penggerak pembangunan sosial melalui berbagai aktivitas yang relevan dengan konteks lokal. Studi ini menunjukkan bahwa peran NU di Garut penting dalam menjaga nilai-nilai Islam tradisional di tengah tantangan modernisasi.
Nahdlatul Ulama (NU) didirikan pada tahun 1926 sebagai respons terhadap kebutuhan umat Islam tradisional di Indonesia untuk mempertahankan ajaran Islam berbasis Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja). Kehadiran NU di Garut tidak terlepas dari akar kuat pesantren di wilayah ini yang menjadi pusat pendidikan dan dakwah Islam. NU berkembang seiring dengan perubahan sosial dan politik yang terjadi di Indonesia, menjadikan organisasi ini sebagai elemen penting dalam menjaga keseimbangan antara tradisi Islam dan modernitas.
Penelitian ini bertujuan menganalisis peran NU di Garut dalam aspek keagamaan, pendidikan, sosial, dan budaya. Selain itu, artikel ini juga membahas bagaimana NU menghadapi tantangan modernisasi dan globalisasi yang mengubah struktur sosial masyarakat setempat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis. Data diperoleh melalui kajian literatur, observasi, dan wawancara mendalam dengan tokoh-tokoh NU di Garut. Data yang dikumpulkan mencakup dokumentasi sejarah, kegiatan organisasi, serta peran pesantren dan lembaga sosial NU. Analisis dilakukan untuk memahami pola kontribusi NU dalam membentuk karakter masyarakat Garut.
1. NU dan Peran Keagamaan di Garut
NU di Garut memainkan peran sentral dalam pengelolaan masjid dan pesantren yang menjadi sarana utama dakwah Islam. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah pengelolaan Masjid Agung Garut, yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga pusat kegiatan sosial-keagamaan.
Kegiatan seperti pengajian rutin, peringatan hari besar Islam, dan pelatihan keagamaan menjadi bagian penting dari aktivitas NU. Selain itu, NU aktif membentuk komunitas pengajian yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk kaum perempuan melalui Fatayat NU dan Muslimat NU. Organisasi ini juga mendukung pemahaman Islam moderat yang mendorong toleransi beragama dan mencegah radikalisme di masyarakat.
Di tingkat lokal, NU bekerja sama dengan pemerintah dan komunitas setempat untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan zakat, pelatihan imam masjid, dan kajian Al-Qur’an secara kolektif. Peran ini memperkuat basis keagamaan masyarakat Garut, menjadikan Islam lebih inklusif dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
2. Pesantren sebagai Pilar Pendidikan
Pesantren adalah fondasi utama keberadaan NU di Garut. Pesantren-pesantren seperti Cipari, Suci, dan Cintawana telah menjadi pusat pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama tetapi juga membekali santri dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan modern.
Selain kurikulum berbasis kitab kuning, pesantren-pesantren NU di Garut telah mengintegrasikan pendidikan formal, seperti ilmu sains, teknologi, dan ekonomi kreatif. Inovasi ini dilakukan untuk menjawab tantangan zaman dan membekali santri agar mampu berkompetisi di era globalisasi.
Pesantren juga memiliki peran strategis dalam membangun karakter masyarakat Garut yang religius dan berwawasan kebangsaan. Program pendidikan seperti dauroh (pelatihan intensif) dan halaqah (forum diskusi) menjadi platform untuk memperkuat nilai-nilai Aswaja yang moderat.
3. Kontribusi Sosial NU
NU di Garut dikenal sebagai organisasi yang responsif terhadap kebutuhan sosial masyarakat. Lembaga seperti LazisNU menjadi wadah untuk mengelola zakat, infak, dan sedekah yang disalurkan kepada masyarakat kurang mampu. Program ini mencakup bantuan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu, pembangunan rumah layak huni, dan pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan kewirausahaan.
Pada saat terjadi bencana, NU melalui lembaga seperti NU Care-LazisNU dan Banser Tanggap Bencana aktif memberikan bantuan. Contohnya adalah bantuan kepada korban banjir bandang di beberapa wilayah Garut, di mana NU tidak hanya menyediakan bantuan logistik tetapi juga mendukung rehabilitasi pasca-bencana.
Di sisi lain, NU juga mendukung kesehatan masyarakat melalui program klinik kesehatan gratis dan kampanye pencegahan penyakit seperti demam berdarah dan COVID-19. Kontribusi ini menjadikan NU sebagai organisasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat lintas sektor.
4. Pelestarian Budaya Islam Tradisional
Tradisi Islam Nusantara, seperti tahlil, Maulid Nabi, ziarah kubur, dan manakiban, tetap dilestarikan oleh NU di Garut. Tradisi ini tidak hanya memperkuat hubungan masyarakat dengan nilai-nilai spiritual tetapi juga menjadi bagian dari identitas budaya Garut yang unik.
Kegiatan budaya yang dilakukan NU di Garut sering melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk generasi muda. Upaya ini dilakukan agar tradisi Islam tradisional tetap hidup di tengah derasnya arus modernisasi. Melalui lembaga seni budaya NU, seperti Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi), NU juga menggelar kegiatan seni Islami seperti musik qosidah, kaligrafi, dan seni bela diri tradisional.
Tantangan NU di Garut
NU di Garut menghadapi berbagai tantangan, termasuk modernisasi, globalisasi, dan perubahan pola pikir masyarakat. Generasi muda yang semakin akrab dengan budaya global cenderung kurang mengenal tradisi Islam tradisional. Untuk mengatasi tantangan ini, NU aktif memanfaatkan teknologi informasi, seperti media sosial dan platform digital, untuk menyampaikan dakwah dan mendekatkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat urban.
Selain itu, NU juga menghadapi persaingan dengan organisasi keagamaan lain yang sering kali menawarkan pendekatan yang lebih populis. NU di Garut terus beradaptasi dengan mengedepankan Islam moderat yang inklusif, yang menjadi ciri khas NU sebagai organisasi Islam tradisional terbesar di Indonesia.
Kesimpulan
NU di Garut memiliki kontribusi besar dalam membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai Islam tradisional. Melalui kegiatan keagamaan, pendidikan pesantren, program sosial, dan pelestarian budaya, NU menjadi pilar penting dalam menjaga harmoni sosial di tengah modernisasi.
Ke depan, NU perlu memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah, masyarakat, dan organisasi lain untuk memastikan keberlanjutan program-programnya. Dengan pendekatan yang inovatif dan berbasis pada nilai-nilai Aswaja, NU di Garut dapat terus menjadi kekuatan utama dalam membentuk karakter masyarakat yang religius, inklusif, dan adaptif terhadap perubahan zaman.
---
Daftar Pustaka
Ahmad, T. (2010). Arsitektur Masjid di Indonesia: Sejarah dan Perkembangannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hasan, M. (2018). “Pengaruh Islam dalam Seni Bangun di Jawa”. Jurnal Arkeologi Nusantara, 4(2), 123-134.
Saidi, A. (2015). Lanskap Islam: Kajian Filosofis dan Estetis. Bandung: Alfabeta.
Situs Resmi NU Garut (2024).
Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Garut (2024). "Masjid Agung Garut".
Social Footer