Berita Trending

IPP Kota Tasik Gelar Lagi Kajian Bulanan INSAN, Bahas Organisasi dan Kaderisasi

 

Tasikmalaya – Ikatan Pelajar Persis (IPP) Kota Tasikmalaya kembali menghidupkan kajian rutin bulanan mereka setelah sempat vakum. Kali ini, kegiatan digelar dengan nama INSAN (Integritas, Spiritual, dan Keilmuan). Sebelumnya, acara ini dikenal dengan nama NGAJAMU, lalu berganti setelah ada perubahan ketua dan struktur kepengurusan.

Acara berlangsung pada 22 Agustus 2025 di Waroeng Tansoe, diikuti oleh 28 anggota dan tasykil PD IPP Kota Tasikmalaya, plus beberapa anggota baru. Peserta datang dari berbagai sekolah dan pesantren, seperti PPI 07 Cempakawarna, PPI 67 Benda, PPI 91 Bantargedang, MA Ilmu Dakwah Daarunnahlah, SMKN 4 Tasikmalaya, SMK BPN, hingga dari luar kota seperti SMAN 1 Sindangkasih dan PPI 109 Kujang. Hadir juga Ketua PD IPP Ciamis–Banjar.

Pemantik kajian kali ini adalah Agis Wildan Solehudin, Bidang Organisasi dan Kelembagaan PW IPP Jawa Barat. Ia membawakan topik “Membahas Secara Tuntas Perihal Organisasi dan Ikatan Pelajar Persis.”

Di awal, Agis melempar pertanyaan sederhana: apa itu organisasi?

Mahesa menjawab, “Organisasi adalah sekumpulan individu dengan kemampuan berbeda, tapi punya tujuan yang sama.”

Zidni menambahkan, “Organisasi diisi oleh individu yang punya tujuan sama.”

Sementara Irsyad bilang, “Organisasi adalah tempat berekspresi, dengan syarat tidak melenceng dari Al-Qur’an, As-Sunnah, dan QA-QD. Kita bukan cuma capai tujuan, tapi juga tumbuh bersama.”

Agis lalu mengapresiasi jawaban peserta sebelum masuk ke pertanyaan berikutnya: apa beda organisasi dan komunitas?

Caesar menilai, “Organisasi punya struktur dan tujuan jelas, beda dengan komunitas yang nggak punya ketua atau struktur.”

Saepul menambahkan, “Organisasi wadah individu dengan kemampuan berbeda. Komunitas lebih ke tempat kumpul-kumpul saja.”

Setelah itu, Agis memaparkan isi tulisan “Menatap Masa Depan Ikatan Pelajar Persis” karya Muhammad Ryan Alvina. Ia menjelaskan betapa pentingnya IPP sebagai instrumen kaderisasi Persatuan Islam.

Agis juga menyinggung sejarah IPP, mulai dari lahirnya Rijalul Ghad di Pesantren Persis, lalu muncul forum wacana pendirian IPP oleh Almarhum Ustadz Shiddiq Amin (Ketua Umum PP Persis 1997–2009), hingga akhirnya IPP resmi dideklarasikan pada 23 September 2010 di Garut.

Menurut Agis, inti dari organisasi ada pada kaderisasinya.

“Organisasi kalau mau dinilai bagus atau nggak, lihatlah kaderisasinya,” tegas Agis.

Ia mengingatkan, ulama Persis tidak akan selamanya ada, sehingga kaderisasi jadi kebutuhan mendesak. IPP hadir untuk menyiapkan generasi baru yang siap berkhidmat bagi umat dan bangsa, sekaligus membentuk kader dengan karakter ‘Ibadurrahman.

Di sesi akhir, Agis membuka ruang diskusi agar santri bisa mengasah daya kritis mereka.

Lewat kajian rutin INSAN ini, IPP Kota Tasikmalaya berharap anggota makin paham tentang organisasi, kepemimpinan, sekaligus punya ruang berbagi pengalaman. Harapannya, kegiatan ini bisa terus berjalan dan memberi manfaat nyata bagi para kader IPP.

 

Kontributor: Fawaz Raul Al Rusyid (Sekretaris PD IPP Kota Tasikmalaya) 


Type and hit Enter to search

Close