Sekilas selama aku duduk di Al Huda, ada banyak kejadian yang menarik, maupun itu kejadian sekali atau bahkan serupa. Kali ini, aku akan berbagi keluhku di tulisan ini. Keluh tentang kejadian yang sudah tidak heran harus dijumpai dimana lagi.
Percintaan. Ya, aku gak salah menulis kok. Percintaan memang sudah menjadi sebuah kata untuk mendeskripsikan remaja. Tidak selalu, tetapi termasuk salah satu. Terkadang, aku dibuat iri oleh mereka yang selalu ditanyai kabar, diberi sekuncup hadiah, dan dilantunkan kata kata manis. Tetapi pada akhirnya, aku melihat mereka duduk kembali dengan wajah kusut. Aku sudah tahu jawabannya.
Mereka menceritakan semuanya padaku, membuatku rasa keinginan mendapatkan yang mereka punya kembali surut. Aku benar-benar tak habis fikir dengan para wanita yang memuja pria mereka, juga para pria yang bisa setega itu melakukannya pada teman-temanku.
Setiap respon yang aku beri terselip umpatan dalam benakku. Bagaimana mungkin mereka yang setulusnya sedalam samudera, pada akhirnya terusik dengan sampah yang tercemar di dalamnya? Setelah menyaring semua kisah mereka, kini aku tahu bahwa tak ada hubungan yang benar benar sehat. Apalagi di masa yang masih terbawa arus kesana kemari.
Aku tidak berharap lebih soal itu, tapi karena aku lelah dan terombang ambing, apakah aku bisa memercayai makhluk satu ini kedepannya? Entahlah.
Aku berpikir bahwa Allah mengirimkan peringatannya melalui kisah kisah mereka kepadaku. Bahwa Allah tak ingin itu terjadi padaku. Hubungan se istimewa itu belum siap untuk dijalani di masa yang masih dijadikan proses untuk diri sendiri.
Aku hanya bisa berdoa agar mendapatkan seseorang yang benar-benar tulus dan menjalani kehidupan dunia dan akhirat bersama. []
Penulis: Qeysha Aninditha Putri (Kelas XI.4 MA Alhuda Pameungpeuk)
Social Footer