Berita Trending

I’jaz Al-Qur’an dalam Ayat Pendek: Pesan Besar dari Kalimat Kecil

 


Pernahkah kamu berfikir mengapa ada surah didalam Al-Qur’an yang hanya terdiri dari 3 ayat saja? Seperti surah Al-‘Ashr dan Al-Kautsar. Apa sebenarnya maksud Allah menurunkun surah tersebut?

Sebenarnya ada maksud dan makna yang tersirat dibalik surah pendek tersebut. Kalimatnya terlihat sederhana tetapi memiliki makna yang sangat luas bahkan kalimat yang sederhana itu mampu menembus hati, membuat dada terasa lapang, dan jiwa jadi tenang. Jika kita mengetahui maknanya.

Walaupun demikian surah-surah pendek yang terdiri dari 3 ayat itu juga merupakan mukjizat dari Allah swt. Yang tidak ditandingi oleh siapapun hingga saat ini. Sebagaimana yang dikatakan oleh Manna Khalil Al-Qaththan didalam bukunya mabahits fii ‘ulumil Qur’an bahwa Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar dengan segala ilmu pengetahuan yang ada didalamnya dan segala beritanya tentang masa lalu dan masa yang akan datang. Betapapun majunya akal manusia tidak akan ada satupun yang sanggup menandingi Qur’an.

Surah Al-‘Ashr misalnya, hanya terdiri dari 3 ayat. Tapi didalamnya terkandung formula kehidupan yang lengkap. Berupa, waktu (wal‘ashr), keimanan, amal shaleh, dan saling menasihati dalam kebenaran serta kesabaran.

Allah berfirman:

وَالْعَصْرِۙ ۝١

“Demi masa,”

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ۝٢

“sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian,”

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِࣖ ۝٣

kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr [103]: 1-3)

Ayat ini pendek, namun maknanya seluas kehidupan manusia itu sendiri. Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah Jilid 15, kata الْعَصْرِ pada ayat pertama surah ini diartikan dengan “waktu”. Surah Al-‘Ashr mengajarkan bahwa waktu adalah modal utama kehidupan manusia. Allah bersumpah demi waktu untuk menegaskan betapa berharganya setiap detik yang kita miliki. Waktu berjalan tanpa pernah berhenti, dan siapa pun yang menyia-nyiakannya akan berada dalam kerugian besar.

Kata الْاِنْسَانَ dalam ayat kedua mencakup seluruh manusia tanpa terkecuali; artinya, setiap orang berpotensi rugi jika hidupnya tidak diisi dengan hal yang bermakna. Kerugian itu bisa berupa waktu yang terbuang, kesempatan yang hilang, hingga umur yang habis tanpa amal kebaikan.

Namun Allah memberikan jalan keluar dari kerugian itu melalui empat sifat utama, yang disebutkan pada ayat ketiga, yaitu: beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran. Keempat hal ini menjadi kunci agar hidup memiliki arah dan nilai. Iman memberi makna, amal saleh memberi bukti, nasihat kebenaran menjaga dari kesesatan, dan kesabaran menguatkan langkah di tengah ujian. Surah Al-‘Ashr menjadi pengingat bahwa hidup bukan sekadar melewati waktu, melainkan bagaimana kita mengisinya dengan iman, amal, dan kebaikan yang abadi.

Surah ini juga menjadi renungan bagi kita bahwa surah yang pendek sekalipun memiliki makna dan membawa manfaaat yang besar dalam kehidupan. Ini lah kemukjizatan Al-Qur’an yang akan terus abadi hingga akhir zaman.

Keindahan ayat pendek juga tampak dari cara Allah menyusunnya. Satu kata bisa membawa makna yang luas. Misal, pada surah Al-Kautsar. Allah berfirman:

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ ۝١

sesungguhnya kami telah memberimu nikmat yang banyak.”

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ۝٢

Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!”

اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُࣖ ۝٣

Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah).

(QS. Al-Kautsar [108]: 1-3)

 

Kata “الْكَوْثَرَ” sendiri hanya terdiri dari satu kata, tetapi memiliki makna “kebaikan/yang melimpah tanpa batas”.

Surah Al-Kautsar menggambarkan betapa banyaknya nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad . Kata al-Kautsar berarti “kebaikan yang sangat banyak.” Menurut Buya Hamka, nikmat ini mencakup segala anugerah besar yang diberikan Allah kepada Nabi: wahyu Al-Qur’an, kenabian, kedudukan sebagai rahmat bagi seluruh alam, dan kepemimpinan bagi umat manusia. Selain itu, beberapa ulama menafsirkan al-Kautsar sebagai sungai di surga yang akan diminum oleh umat Nabi, sebagaimana disebut dalam hadis riwayat Muslim dan Tirmidzi. Ada pula yang memaknainya sebagai nubuwwah (kenabian), Al-Qur’an, Islam, syafa’at, banyak pengikut, kemudahan syariat, bahkan sholat juga termasuk didalamnya. semuanya menggambarkan kelimpahan karunia Allah kepada Rasulullah

Jika dilihat dari asbabun nuzul (sebab turunnya) Surah Al-Kautsar diturunkan sebagai jawaban atas penghinaan kaum Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw. yang dianggap lemah karena kehilangan putra-putranya. Kaum Quraisy bergembira atas musibah yang menimpa beliau dan para pengikutnya. Namun, Allah menegaskan bahwa Nabi saw. tetap mulia, kuat, dan senantiasa mendapat pertolongan, sedangkan para pembenci beliau justru akan terputus dari segala kebaikan dan tidak dikenang lagi.

Namun kendati demikian, walaupun ayat ini ditujukan kepada nabi Muhammad, tetap ditujukan untuk semua umat manusia, bahwa semua makluknya allah berikan nikmat yang banyak yang tak terhingga. Sebagaimana kaidah ushul tafsir العِبْرَةُ بِعُمُومِ اللَّفْظِ لَا بِخُصُوصِ السَّبَبِ “Yang dijadikan pegangan adalah keumuman lafaz, bukan kekhususan sebab turunnya”. 

Bayangkan jika 1 menit manusia tidak diberi oksigen maka tiadalah arti kehidupan bagi manusia tersebut.

Lihatlah bagaimana kesederhanaan ini justru menjadi daya kejut spiritual, membuktikan kejaiban susunan bahasa Al-Qur’an sebagai sebuah fenomena yang disebut ulama sebagai I’jaz Al-Qur’an atau kemukjizatan dari sisi bahasa.

Ayat-ayat yang pendek juga memiliki kelebihan praktis yaitu mudah diingat, mudah diulang, dan cepat meresap. Ayat yang singkat sering ditunjukan untuk pesan yang universal agar mudah diingat dan dipahami semua kalangan umat manusia.

Itulah mengapa surah-surah pendek bukan hanya terletak pada bunyinya, tapi juga pada kebenaran moral dan spiritual yang dikandungnya. Seperti surah Al-Ikhlas yang hanya empat ayat, telah menjadi fondasi seluruh akidah Islam: tauhid.

Dizaman serba cepat ini, kita sering mengukur kekuatan dari panjangnya kata atau banyaknya kalimat. Namun Al-Qur’an mengajarkan sebaliknya: yang pendek bisa sangat kuat, yang sederhana bisa sangat dalam. Karena setiap huruf didalamnya bukan sekedar bahasa, tapi pesan Ilahi yang hidup dihati.

 

Daftar Pustaka

Al-Qaththan, Manna Khalil. Mabahits Fii ‘Ulumil Qur’an (Terjemahan: Studi Ilmu-Ilmu Qur’an oleh Mudzakir AS). Bogor: Litera AntarNusa, 2022.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah, Jilid 15. Jakarta: Lentera Hati, 2005.

Hamka. Tafsir Al-Azhar Juz ‘Amma Surah Al-Kautsar. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, 1989.

Zuhaili, Wahbah. Tafsir Al-Munir, Jilid 15 (Terjemahan). Jakarta: Gema Insani, 2013.

Ar-Rūmī, Fahd bin ‘Abd ar-Raḥmān bin Sulaimān. Buḥūts fī Uṣūl at-Tafsīr wa Manāhijuhu. Riyadh: Maktabah at-Tawbah.

 

Penulis:
Anda Tumaretta, Mahasiswi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Type and hit Enter to search

Close