Banyak orang kehilangan kedamaian di tengah gaya hidup modern yang serba cepat. Tuntutan ekonomi, tekanan sosial, dan media sosial yang membuat orang saling membandingkan diri menyebabkan banyak individu semakin jauh dari ketenteraman batin. Padahal, Allah telah mengingatkan bahwa ketenangan sejati hanya datang dari-Nya: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’d: 28)1.Pada dasarnya, setiap manusia menginginkan hati yang damai, stabil, dan tenang dalam menghadapi berbagai peristiwa kehidupan.Pendidikan Islam hadir sebagai jalan yang membantu manusia mencapai ketenangan tersebut. Pendidikan ini tidak hanya berisi hafalan dan teori, tetapi juga membentuk karakter, menata hati, dan menanamkan nilai-nilai spiritual yang membimbing seseorang menuju keseimbangan hidup.
Dalam Islam, kedamaian bukan sekadar keadaan tanpa masalah. Ia adalah kondisi batin yang tetap stabil meski dunia sedang tidak baik-baik saja. Konsep sakinah menggambarkan ketenangan jiwa yang Allah anugerahkan kepada orang-orang beriman ketika menghadapi tekanan hidup. Nilai-nilai seperti sabar, syukur, tawakkal, dan ikhlas menjadi pilar spiritual yang membawa manusia menuju ketenangan diri. Pendidikan Islam menekankan pembentukan akhlak mulia melalui pembiasaan, bukan sekadar pengetahuan teoretis. Anak maupun orang dewasa diajak mengenal nilai hormat, jujur, sabar, empati, dan rasa tanggung jawab. Dalam lingkungan pendidikan, guru menjadi figur penting yang mencerminkan akhlak tersebut. Sikap lembut, bijaksana, dan pengendalian emosi yang dimiliki pendidik sangat mempengaruhi suasana belajar.
Dalam ajaran Islam, nilai-nilai seperti syukur, sabar, tawakkal, dan ikhlas adalah fondasi ketenangan diri. Syukur, misalnya, mengajarkan manusia untuk menerima keadaan dengan hati lapang, sebagaimana Allah berfirman:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ٧
(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”
Sabar melatih keteguhan hati menghadapi ujian. Tawakkal mengajarkan bahwa setelah berusaha, manusia menyerahkan hasil terbaik kepada Allah. Nilai-nilai spiritual ini bertindak sebagai penyembuh hati dari tekanan kehidupan modern.
Ibadah dalam Islam bukan sekadar ritual, tetapi terapi kehidupan. Shalat, dzikir, doa, membaca Al-Qur’an, dan sedekah adalah bentuk latihan spiritual yang menenangkan pikiran dan menyembuhkan hati. Aktivitas-aktivitas ini menurunkan tingkat stres, menstabilkan emosi, dan memberikan ruang untuk merenung serta memperbaiki diri.
Bagi anak-anak, pembiasaan ibadah sejak dini membantu membentuk karakter dan kestabilan emosi. Bagi orang dewasa, ibadah menjadi tempat pulang setelah penat seharian berhadapan dengan tuntutan dunia.
Pada akhirnya, kedamaian diri adalah buah dari hati yang terdidik. Pendidikan Islam mengajak manusia kembali mengenal dirinya melalui penguatan spiritual, pembentukan akhlak, dan kedekatan dengan Allah. Di tengah kesibukan dan tekanan zaman modern, pendidikan Islam menjadi oase yang menenangkan, memberikan ruang untuk kembali kepada ketenteraman yang hakiki.Ketenangan sejati tidak ditemukan di luar diri.Ia tumbuh dari hati yang dekat dengan Allah.
Penulis:
Dinda Annisa Risqi (Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN K.H Abdurrahman
Wahid Pekalongan)

Social Footer