Banyak umat Islam sudah familiar dengan istilah qiraat, tetapi sebagian orang mengira bahwa qiraat adalah cara melagukan bacaan Al-Qur’an. Padahal, anggapan tersebut tidak sepenuhnya tepat. Qiraat memiliki makna yang jauh lebih mendasar dan berkaitan langsung dengan periwayatan bacaan sejak zaman Rasulullah SAW.
Apa Itu Qiraat?
Qiraat merupakan salah satu cabang ilmu dalam Ulum Al-Qur’an. Ilmu ini membahas perbedaan dan persamaan cara membaca Al-Qur’an sebagaimana diriwayatkan dari para imam qiraat, baik yang berhubungan dengan aspek bahasa, i’rab, harakat, huruf, maupun cara menyambung dan memutus bacaan. Seluruh ragam bacaan ini diperoleh melalui jalur periwayatan yang jelas dari generasi ke generasi.
Pembagian Qiraat Berdasarkan Kualitas
Dilihat dari kualitas riwayat dan kesesuaiannya, qiraat dibagi menjadi lima tingkatan:
1. Mutawatir
Shahih, sanadnya bersambung sampai Rasulullah, sesuai rasm Utsmani dan kaidah bahasa Arab.
2. Masyhur
Sanadnya shahih tetapi tidak mencapai derajat mutawatir. Tetap sesuai kaidah Arab dan rasm Utsmani.
3. Ahad
Sanad shahih, tetapi menyalahi kaidah bahasa Arab dan mushaf Utsmani.
4. Syadz
Sanadnya tidak shahih.
5. Mudraj
Bacaan tambahan yang disisipkan ulama untuk tujuan penafsiran, mirip dengan konsep hadits mudraj.
Pembagian Qiraat Berdasarkan Kuantitas
Sedangkan berdasarkan jumlah periwayat, qiraat terbagi menjadi:
1. Qiraat Sab’ah
2. Qiraat Al-‘Asyrah
3. Qiraat Arba‘ah ‘Asyarah
Apa Manfaat Mempelajari Ilmu Qiraat?
Mempelajari qiraat memberikan banyak manfaat, di antaranya, membantu memahami Al-Qur’an secara lebih mendalam, melestarikan bacaan sebagaimana diwariskan sejak zaman Nabi, serta menjaga keaslian Al-Qur’an dari penyelewengan dan perubahan.
Qiraat Beda dengan Lagu (Nagham)
Salah satu hal yang sering rancu adalah anggapan bahwa qiraat itu sama dengan lagu. Padahal, qiraat tidak berkaitan dengan melodi, tetapi berhubungan dengan tata cara bacaan sesuai riwayat.
Beberapa poin penting, yaitu Qiraat adalah model bacaan yang tidak dapat diubah karena berlandaskan periwayatan. Lagu (nagham) adalah irama bacaan yang boleh berubah, selama tidak mengubah sifat huruf, tajwid, dan makna. Nagham memiliki banyak jenis seperti Bayati, Shoba, Hijaz, Nahawand, Rost, Sika, dan Jiharka. Bahkan ada yang mencoba melagukan dengan genre modern. Selama tidak merusak kaidah membaca Al-Qur’an, hal ini tetap diperbolehkan.
Kenapa Indonesia Menggunakan Qiraat Hafsh?
Di Indonesia, qiraat yang umum digunakan adalah Qiraat Hafsh. Selain karena periwayatannya kuat, bacaan ini dianggap paling sesuai dengan kemampuan pelafalan masyarakat Indonesia, sehingga mudah dipraktikkan dan diajarkan.
📌 Qiraat menjadi bukti bahwa Islam mampu diterima di berbagai wilayah dengan tetap mempertahankan keaslian bacaan Al-Qur’an.
📌 Perbedaan qiraat menunjukkan keluasan makna dan keindahan bacaan Al-Qur’an yang diwariskan sejak Rasulullah SAW.
Setelah mengenali perbedaan Ilmu Qiraat, kita jadi sadar bahwa selama ini kita terlalu fokus pada merdunya suara hingga lupa bahwa bacaan Al-Qur’an punya ilmu dan sejarah yan panjang. Membedakan qiraat dan nagham dapat membantu kita kembali ke makna asal, yakni membaca Al-Qur’an bukan hanya tentang indah di telinga, tetapi benar di mata Allah
Penulis: Nurin Afifatun Nafi'ah

Social Footer